Eropa saat ini adalah sebuah kawasan yang menggeliat disektor ekonomi dan sektor perdagangan. Kawasan ini juga menjadi incaran para investor Asia dan Amerika untuk menanamkan modalnya. Eropa yang stabil dibidang politik dan dibidang ekonomi merupakan sebuah daya tarik untuk mengembangkan bisnis karena mempunyai penduduk yang berjumlah sekitar 450 juta jiwa. Perkembangan industri yang berkelanjutan dan fokus yang jelas dengan didukung riset yang berkualitas menempatkan kawasan Eropa mempunyai sebuah kekuatan yang luar biasa dalam membangun perekonomian global yang berjalan sangat dinamis. Sebagai sebuah kekuatan adidaya No. 2 di dunia di samping Amerika. Eropa bisa menjadi patner bagi masyarakat internasional untuk menyelesaikan isu-isu global.
Pembentukan Uni Eropa tampaknya merupakan wadah yang tepat. Banyak para analis Eropa yang mengatakan bahwa penyatuan Eropa adalah seperti proses pembangunan Katedral Besar yang jemaatnya berasal dari berbagai bangsa Eropa. Eropa yang bersatu secara politik memiliki dua kesetiaan Nasionalisme, yaitu :
1.Kepada Bendera 12 Bintang berlatar biru (Bendera UE).
2.Bendera Kebangsaan sendiri.
Pada awalnya untuk menciptakan Nasionalisme baru Eropa adalah hal yang sangat sulit. Karena setiap Negara mempunyai Nasionalisme fanatik terhadap negaranya masing-masing. Seperti Jerman, Perancis, Inggris. Tetapi para pemimpin Eropa yang visioner tidak kenal putus asa untuk membuat frame kerjasama Negara-negara Eropa disegala bidang yang dimulai terlebih dahulu dengan kerjasama di bidang ekonomi dengan pembentukan kerjasama Masyarakat Ekonomi Eropa.
A. Eropa Saat Ini
Eropa saat ini adalah sebuah kawasan yang tumbuh secara dinamis, hal ini didukung oleh kestabilan politik dan kemapanan ekonomi. Rata-rata pertumbuhan ekonomi Negara-negara di Eropa adalah 3% pertahun. Pada tahun 1992, orang Eropa telah menerima konsep pasar tunggal dan 1 paspor standar Eropa. Hal ini diberlakukan untuk menyatukan visi yang sama mengenai Eropa Raya, walaupun dalam realitas di masyarakat adalah majemuk yang didukung oleh variasi ideologi. Untuk kebijakan Konsep Eropa Raya maka dibuatlah beberapa kebijakan:
1.Kota Brussels, di Belgia dijadikan markas besar Uni Eropa yang mengatur kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Negara-negara Eropa.
2.1 Januari 2000, Eropa meluncurkan mata uang baru, yaitu Euro sebagai mata uang bersama untuk mengganti mata uang dari masing-masing Negara Eropa, seperti Mark (Jerman), Gulden (Belanda), Franc (Perancis). Kesatuan moneter adalah sebagai pembuka untuk menstandarkan mata uang Euro untuk semua Negara Eropa. Hal ini diberlakukan untuk mempercepat integrasi Ekonomi Masyarakat Eropa. Sehingga memudahkan untuk melakukan aktivitas ekonomi.
3.Eropa akan terus memperluas keanggotaan mereka, dalam wadah Organisasi Uni Eropa. Dan keanggotaannya terus bertambah, khsusnya yang berasal dari Eropa Timur dan itu juga merupakan bukti sebuah keberhasilan yang baru dalam menciptakan komunitas masyarakat Eropa yang modern.
4.Pembentukan Pasukan Bersama Eropa. Itu adalah langkah yang sangat mendesak mengingat kawasan Eropa adalah kawasan yang sangat rentan terhadap serangan Teroris. Seperti serangan kereta di kota Madrid, Spanyol dan serangan bom di stasiun bawah tanah di kota London, Inggris.
Eropa yang bersatu mempunyai penduduk sekitar450 juta orang (2002) dan potensi ekonomi kawasan itu sebesar atau senilai 9,3 triliun Dollar A.S. Uni Eropa juga bukan hanya sekedar dari proyek politik yang dicita-citakan oleh Charlemagne berusaha menyatukan Eropa 1.200 tahun yang lalu. Tetapi perluasan Eropa Raya juga merupakan proyek Budaya dan proyek Ekonomi dalam skala raksasa. Dalam proyek politik bagaimana mendukung pertumbuhan dan pembangunan system demokrasi dan penghormatan serta perlindungan Hak Azasi Manusia. Proyek budaya, bagaimana budaya Eropa yang multikultur dapat lebih berkembang dan menciptakan saling pengertian diantara penduduk Eropa. Proyek Ekonomi, bertjuan mengintegrasikan Ekonomi Masyarakat Eropa untuk menciptakan pertumbuhan dan kemakmuran.
Tetapi ada satu hal yang masih jadi ganjalan dalam penyatuan Eropa. Dimana masih terjadi gap antara Eropa Barat dan Eropa Timur. Eropa Timur yang dulunya adalah penganut ideologi komunis dengan sistem ekonomi komando terpusat dimana seluruh kegiatan ekonomi diatur oleh pemerintah pusat harus bekerja ekstra keras untuk menyamai standar ekonomi di negara Eropa Barat. Infrastruktur di Negara-negara Eropa Timur masih sangat memprihatinkan dan banyak yang sudah ketinggalan jaman. Runtuhnya ideologi komunis di Eropa Timur, pemerintah tak punya anggaran yang cukup untuk membiayai operasional negara. Sementara banyak pemimpin di Eropa Timur yang mengharapkan investasi akan datang dari Eropa Barat. Tetapi para pengusaha di Eropa Barat melihat mentalitas kerja sangat berbeda antara Budaya Kapitalis dan Budaya Komunis.
Di sisi lain walaupun para pengusaha Eropa barat melihat kekurangan infrastruktur tetapi ada hal yang lain yang dilihat, yaitu biaya tenaga kerja yang lebih murah. Mereka para pengusaha Eropa Barat melihat bahwa biaya tenaga kerja yang murah merupakan keuanggulan yang lain karena hal ini didukung oleh tenaga kerja yang terampil. Di Negara-negara Eropa Timur banyak tenaga kerja berkualitas tinggi dengan biaya murah. Tapi jika terjadi banyak perpindahan investasi dari Barat ke Timur tentu hal ini akan membuat protes keras tenaga kerja di Barat. Contohnya seorang pekerja di Jerman di gaji dengan upah 55 Euro per jam, sementara upah ini setara dengan pembayaran 4 orang tenaga kerja di Polandia.
Eropa perlu mempercepat integrasi di bidang politik dan di bidang ekonomi. Karena negara-negara industri baru seperti Cina dan India adalah saingan yang serius di bidang politik dan di bidang ekonomi. Di bidang politik Cina dan India berusaha untuk menjadi pemain global yang dapat segera menggantikan peran Amerika untuk menyelesaikan isu-isu dan masalah-masalah internasional. Di bidang ekonomi, Cina dan India telah menjadi aktor global sebagai negara yang telah berhasil memproduksi teknologi tinggi di bidang informasi dan rekayasa genetika. Untuk Eropa Barat masalah tersebut dapat diatasi tetapi tidak untuk Eropa Timur. Di Eropa, angka pengangguran juga masalah realitas yang harus dipecahkan dan ini mengakibatkan kelesuan pertumbuhan.
Masalah Buruh juga menjadi masalah yang aktual yang menjadi masalah domestik di beberapa Negara Eropa. Contohnya Inggris, Serikat Buruh Inggris pada tanggal 13-15 November 2002, melalui petugas pemadam kebakaran melancarkan mogok kerja selama 48 jam di seluruh negeri, ini yang pertama sejak tahun 1977, pimpinan Serikat Buruh lebih militan yang bisa mengancam kredibilitas Tony Blair. Hal ini dikarenakan petugas pemadam kebakaran meminta kenaikan gaji. Dan tuntutan Serikat Buruh bisa melemahkan stabilitas ekonomi yang diperoleh dengan susah payah solusinya pemerintah membujuk petugas pemadam kebakaran untuk menerima kenaikan gaji 16%, secara bertahap selama jangka waktu tiga tahun (Businessweek/2 Desember 2002).
Kerusuhan Rasial di Perancis tahun 2005 juga menjadi persoalan yang serius. Kerusuhan Rasial terjadi karena kesempatan kerja bagi kelompok imigran yang berasal dari Afrika Utara sangat sedikit. Kerusuhan Rasial 2005 yang terjadi di Perancis menyebabkan Perancis menjadi sebuah negara yang kontras, di satu sisi sangat mengagungkan kebebasan Hak Azasi Manusia disisi lain tidak dapat memperlakukan warga negaranya dalam posisi yang sama. Kerusuhan Rasial 2005 tentu bukan hanya mencoreng citra Perancis di dunia internasional tetapi juga ikut mencoreng citra Uni Eropa. Masyarakat dunia tentu mempertanyakan kapabilitas Uni Eropa yang telah mapan dalam bidang politik dan bidang ekonomi. Aapalgi dalam pemberian bantuan internasional kepada masyarakat dunia, Uni Eropa selalu memprioritaskan kondisi HAM di negara yang akan mendapat bantuan tersebut dari Uni Eropa. Kerusuhan Rasial 2005 di Perancis juga merupakan peringatan keras bagi para politisi dan ekonom untuk dapat membuat kebijakan yang lebih adil bagi warga negaranya baik untuk warga negara asli dan warga negara imigran. Kerusuhan rasial akan menyebabkan kerugian ekonomi dan dampaknya akan menganggu pertumbuhan ekonomi. Kemakmuran Eropa di bidang ekonomi telah menjadi magnet bagi para imigran, khususnya yang berasal dari Afrika Utara dan Asia untuk datang ke Negara-negara Eropa untuk mencari kehidupan yang lebih layak.
Mengenai perluasan keanggotaan Uni Eropa juga mengalami kebuntuan. Dalam pertemuan puncak yang di mulai Kamis (14/12/2006) di Brussels, para pemimpin Uni Eropa akan mengambil sikap atau keputusan bersama bahwa Uni Eropa tidak akan menerima anggota baru lagi sampai mereka yakin bahwa anggota baru dapat diintegrasikan. Sikap ini jelas sangat membingungkan. Sebelum keputusan ini dibuat para pemimpin Uni Eropa secara bersemangat menyuarakan bahwa perluasan keanggotaan adalah hal yang mendesak untuk mempercepat proses integrasi. Tiga Negara yaitu Turki, Kroasia, Macedonia dan sejumlah Negara Balkan tertutup kesempatannya. Turki negara yang paling lelah untuk proses negosiasi penggabungan untuk mejadi Negara Uni Eropa adalah yang paling kecewa. Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan menilai UE telah memperlakukan Turki dengan tidak adil, menyusul keputusan UE untuk menghentikan pembicaraan keanggotaan Turki karena negara itu dianggap tidak mampu membangun hubungan perdagangan dengan Siprus yang merupakan anggota Uni Eropa. Dia juga menganggap bahwa dengan keputusan ini hubungan Turki-UE dalam masalah yang serius. Tapi Turki akan terus maju. Para analis Politik menilai dipersulitnya Turki menjadi anggota UE karena mayoritas penduduknya Islam dan mempunyai latar belakang budaya yang berbeda dengan kebanyakan Negara-negara Uni Eropa hal ini disebabkan para pemimpin Uni Eropa melihat Turki secara cultural lebih dekat ke Asia dan bukan ke Eropa. Kelelahan untuk perluasan keanggotaan baru kini sedang melanda publik Eropa. Karena prosesnya yang belum matang. Sehingga menyebabkan para pemimpin Uni Eropa memutuskan agar persoalan Konstitusi Eropa bias diselesaikan dahulu. Konstitusi Eropa pada awal pembentukannya dimaksudkan untuk merampingkan birokrasi di Uni Eropa setelah berkembang menjadi 25 anngoa pada tahun 2004 sehingga mempunayi visi yang sama. Namun referendum tahun 2005, rakyat Perancis dan Belanda secara mengejutkan menolak Konstitusi Eropa yang menyebabkan para Pemimpin Eropa sangat berang.
B. Arah Perkembangan Ekonomi Uni Eropa
Bagaimana melihat arah perkembangan Uni Eropa ke depan? Ini sebuah pertanyaan yang menarik tetapi untuk menjawabnya perlu analisa yang mendalam. Ketika pertama kali Euro mulai diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2000, para analis ekonomi Eropa ingin mengetahui apakah penggunaan mata uang Euro akan efektif bagi anggota Uni Eropa yang telah ikhlas menukarkan mata uang nasionalnya masing-masing untuk menyuseskan pengintegrasian ekonomi Eropa melalui mata uang Euro.
Dua tahun setelah penerapan mata uang Euro, majalah Ekonomi AS, Businessweek edisi tanggal 16 September 2002 menulis sebuah artikel yang berjudul Euro dituding sebagai masalah, pembelannja mengatakan harga meroket. Yang menjadi pertanyaan kenapa hal itu terjadi? Secara umum harga meroket karena harga-harga baru yang diberlakukan menyesuaikan dengan nilai tukar Euro. Seperti di Italia, orang Italia adalah orang yang gemar berbelanja namun mereka kecewa karena harus membayar harga lebih mahal dari harga sebelumnya, mereka kaget setelah memakai mata uang Euro yang baru karena sebelumnya menggunakan mata uang Lira. Pada tanggal 12 September 2002, banyak orang yang memprotesnya dan melaukan aksi mogok belanja nasional. Mereka kaget harga secangkir Cappucino sampai pakaian bisa naik sebesar empat kali lipat yang disebabkan oleh penyesuaian harga baru dari nilai mata uang Lira ke mata uang Euro. Di Jerman, telepon Hotline yang disediakan oleh pemerintah salurannya sangat sibuk setiap hari karena ribuan orang menelpon dan memprotes kenaikan harga akibat penyesuian nilai tukar dengan Euro. Di Perancis, seluruh surat kabar dipenuhi hujatan tentang melambungnya harga mulai dari kebutuhan pokok untuk sehari-hari sampai biaya jasa seperti biaya perjalanan, dan biaya menata rambut. Di Yunani penduduk yang marah karena kenaikan harga ini melakukan aksi mogok belanja pada tanggal 3 September 2002. Menurut konsumen harga sayur-sayuran dari mentimun dan tomat segar telah naik 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Tetapi harga barang dan jasa naik hal ini disebabkan oleh cuaca buruk musim panas yang telah menyebabkan gagal panen dan meyebabkan harga kebutuhan sehari-hari meningkat. Hal ini adalah argumentasi Eurostat yaitu Badan Statistik Uni Eropa yang berpusat di Luxemburg, pendapat Eurostat didasarkan inflasi rendah yaitu 1,9% selama 12 bulan hingga Juli. Pendapat Eurostat didukung oleh sebagaian besar pakar ekonomi dan statistic. Eurostat menyangkal bahwa kenaikan harga disebabkan oleh penyesuaian nilai tukar. Tetapi tetap saja konsumen mengatakan ini adalah sebuah skandal. Ada sebuah pengalaman yang menarik yang tidak menyenangkan, Menkeu Jerman, Hans Eichel (Pemerintahan Gerard Schoeder) pada bulan Mei 2006, dia bermaksud membeli makanan ringan. Dia membeli Bratwurst Und Brothen seharga 3,50 Euro, biasanya dia membeli dengan harga 3,50 Mark Jerman, dia langsung berang dan menyerukan para konsumen Jerman untuk memboikot para pedangan yang tukang tipu. Dia mengatakan saya tidak akan kembali ke tempat dimana saya merasa di tipu. Para pedangan di Eropa juga banyak yang mengambil keuntungan dalam jumlah besar dari penyesuaian nilai tukar. Orang Indonesia bilang aji mumpung. Konsumen Eropa bias saja cemas mengenai kenaikan harga. Para pebisnis pun merasakan hal yang sama. Pengintegrasian ekonomi sampai saat ini belum menunjukkan hal yang positif. Output pabrik banyak yang menurun, tingkat pengangguran naik, dan konsumen mulai ketat untuk mengeluarkan uang belanja. Jerman adalah Negara yang terlemah pertumbuhannya sampai saat ini, pengangguran semakin bertambah ini adalah tugas yang berat bagi pemerintahn Angela Markel (Partai CDU/CSU). Rentetan kesulitan Jerman juga menular ke negara yang lain, yaitu Perancis dan Italia juga mengalami stagnasi ekonomi. Hanya Inggris yang masih mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 3 % pertahun, ekonomi Inggris masih bergairah sampai saat ini. Dan banyak perusahaan-perusahaan dunia yang menanamkan investasi di Inggris. Pemerintahan Buruh di bawah pimpinan Tony Blair menunjukkan kinerja yang bagus dalam bidang ekonomi. Tetapi sangat tidak popular dalam kampanye perang Irak. Tony Blair popularitasnya sudah memudar karena perang Irak yang tidak jelas tujuannya.
Para Ekonom Eropa harus terus bekerja keras untuk menciptakan kestabilan ekonomi untuk Negara anggota Uni Eropa. Secara keseluruhan memang Negara-negara Uni Eropa adalah Negara yang makmur. Tetapi tingkat kemakmuran yang dialami tiap negara adalah berbeda. Pekerjaan terbesar para Ekonom dan Politisi Eropa adalah bagaimana menyatukan pandangan yang sama mengenai arah dan perkembangan Ekonomi Eropa dan melepaskan ego masing-masing negara, yaitu Negara Besar Eropa, seperti Inggris, Perancis, Jerman, Italia. Eropa yang kuat dan makmur harus direalisasikan karena merupakan kekuatan dunia yang dapt mengimbangi dominasi AS.
Look for Ad
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar