Powered By Blogger

Sabtu, 12 April 2008

Bin Laden, Sang Jutawan Dengan Dendam Kusumat

Osama Bin Laden, para pejebat intelejen AS mengatakan orang yang paling dicurigai dibalik serangan pembajakan 11 September, adalah seorang pemimpin sebuah organisasi yang tidak terlacak/tidak banyak diketahui yang dipercayai telah menargetkan serangan ke Amerika dan para sekutunya sejak awal tahun 1990-an.
Bin Ladewn, seorang penganut paham Islam fundamentalis dan anak laki-laki dari seorang jutawan Saudi, telah menjadi orang yang paling dicari dari daftar Ten Most Wanted sejak tahun 1999, dan Departmen Luar Negeri AS telah menawarkan uang sebesar $5 juta untuk penangkapannya.
Para penuntut hukum Amerika mengatakan Bin Laden adalah pemimpin Al Qaeda (tanah Arab untuk markasnya), sebuah jaringan kejahatan yang mempunyai jaringan luas telah sukses dan melakukan serangan teror terhadap target-target milik Amerika, ini termasuk merencanakan peledakan di awal tahun Millenium, tahun kemarin menyerang kapal USS Cole di Yaman dan dalam waktu yang bersamaan melakukan peledakan kedutaan Amerika di Tanzania dan Kenya tahun 1998.
Most Wanted Terrorists
Kemarahan Bin Laden kepada Amerika Serikat berawal dari tahun 1990 ketika Saudi Arabia memutuskan untuk memperbolehkan Amerika untuk menyerang pasukan Irak di Kuwait dan di Irak. Setelah Amerika memenangkan perang, kehadiran pasukan Amerika menjadi permanen.
Dalam sebuah wawancara CNN dengan Bin Laden tahun 1997, dia menyatakan kehadiran pasukan Amerika dalam waktu yang lama di Saudi Arabia adalah sebuah Occupation of the land of the holy places.
Dia meninggalkan Saudi Arabia tahun 1991 setelah terjadi perseteruan dengan Monarki Saudi, dia mengambil aset-aset yang berjumlah $ 250 juta dollar, kata para pejabat Amerika.
Tahun 1996, Bin Laden menyerukan sebuah Fatwah seorang Muslim yang relijius harus segera membubuh para tentara Amerika di Saudi Arabia dan Somalia. Sebuah fatwah kedua menyebutkan untuk menyerang para warga sipil Amerika.
Network Dates Back to Afghan War
Bin Laden memulai pertama kali membentuk jaringannya tahun 1979, ketika dia pergi ke Afghanistan untuk berperang melawan tentara-tentara Soviet bersama para pejuang Afghanistan yang tangguh dikenal sebagai Mujahedeen.
Dia menggunakan koneksi-koneksi keluarganya dan kekayaan untuk memberikan uang dalam jumlah besar untuk para pejuang Afghanistan dan menyediakan untuk Mujahedeen dengan logistik dan bantuan kemanusiaan, dan terlibat dalam beberapa pertempuran dalam perang orang-orang Afghan.
Sebagaimana sebuah perang pasukan-pasukan Soviet masuk ke wilayah Afghanistan. Bin Laden membentuk Al Qaeda, sebuah organisasi dari para mantan Mujahedeen dan para pendukung lainnya yang mengirim para pejuang dan dana kepada para pejuang Afghan.
Segera ketika pasukan-pasukan Soviet meninggalkan Afghanistan, Bin Laden kembali ke Saudi Arabia untuk bekerja di perusahaan konstruksi keluarga, namanya the Bin Laden Group. Dia menjadi yang termasuk salah satu kelompok yang menentang pemerintahan Monarki Saudi, keluarga Fahd.
Tahun 1994, pemerintahan Saudi mencabut hak kewarganegaraannya dan membekukan aset-aset yang dia miliki di miliki di negara itu.
Al Qaeda Linked to other Radical Groups
Bin Laden dipercayai menjadi pusat dari sebuah koalisi internasional dari kelompok-kelompok radikal Islam. Al Qaeda telah melatih para sekutunya dengan perjuangan yang sama dengan kelompok-kelompok fundamentalis seperti Al Jihad di Mesir, Hezbollah di Iran, National Islamic di Sudan, dan kelompok-kelompok Jihad di Yaman, Saudi Arabia, dan Somalia, menurut Pemerintah Amerika.
Organisasi Bin Laden juga telah mengikatkan diri ke sebuah kelompok Islam, dimasa lalu dimasa lalu di pimpin oleh Sheik Omar Abdel Rahman, pemuka agama Mesir yang ditahan sejak tahun 1995 karena berusaha untuk meledakan berbagai macam gedung-gedung di New York. Dua anak laki-laki Sheik Rahman bergabung dengan kelompok Bin Laden akhir tahun 1990.
Amerika Serikat menduga bahwa dari tahun 1992 dan seterusnya, Bin Laden dan anggota-anggota Al Qaeda yang lainnya menargetkan pangkalan militer di Saudi Arabia dan Yaman untuk diserang dan mengirim pasukan Al Qaeda ke Afrika, termasuk Somalia.
Bulan Oktober 1993, 18 parjurit AS termasuk anggota Palang Merah Amerika yang bertugas di Somalia dibunuh selama sebuah operasi di Mogadishu. Salah satu mayat parjurit AS di seret melewati jalan-jalan.
Bin Laden dinyatakan tahun 1996 membiayai pelatihan pasukan termasuk untuk menyiapkan penyerangan dan dalam sebuah wawancara tahun 1997 dengan CNN, Bin Laden menyatakan kepada para pengikutnya, bersama penduduk Muslim lokal, telah membunuh prajurit-prajurit itu (AS).
Para penegak hukum AS menduga juga keras bahwa Bin Laden telah menyerang dua hotel di Yaman dimana para prajurit AS menginap untuk melakukan tugas ke Somalia.
Pada tanggal 7 Agustus 1998, 8 tahun setelah pasukan AS ditempatkan di Saudi Arabia, sepasang truk berisi bom-bom meledak di luar keduataan Amerika di Nairobi, Kenya dan Dares Salaam, Tanzania.
Bin Laden telah menyangkal keterlibatannya, tapi para jaksa menyatakan bukti-bukti kejahatannya telah dikirim melalui faz oleh jaringannya di London setidaknya ke tiga media internasional. Mereka juga bermaksud membuktikan pernyataan-pernyataanya bahwa dia berbuat tindakan kriminal dengan menduga para kelompok yang membom kedutaan diketahui adalah anggota-anggota Al Qaeda.
Menjelang dua minggu kemudian, tanggal 20 Agustus 1998. Presiden Clinton memerintahkan meluncurkan misil untuk menyerang kamp-kamp pelatihan teroris yang dicurigai di Afghanistan dan sebuah pabrik farmasi di Khartoum, Sudan.
Bin Laden selamat dari serangan-serangan tersebut dan dinyatakan oleh Amerika sebagai dalang serangan di Bulan November 1998. Empat pembatunya di hukum karena pemboman tanggal 29 Mei 2001 dan dihukum hidup-hidup di penjara. Beberapa lainnya yang dicurigai sebagai buronan menunggu pemeriksaan pengadilan.
Salah seorang yang mengadakan pembelaan dari tuntutan hukum berencana meledakan Los Angeles International Airport selama perayaan-perayaan Millenium menyambut New Year’s day 2000 diklaim dia dilatih di kamp pelatihan di Afghanistan oleh Bin Laden.
Ahmed Ressam mengatakan dia mempelajari bagaimana menggunakan senjata-senajta tangan, senjata-senjata mesin dan peluncur roket dan bagaimana memasang bom-bom dibuat dari bahan peledak TNT dan C4.
Bin Laden dicurigai menetap di Afghanistan sebagai seorang tamu pemerintah Taliban.
Para pejabat Taliban mengutuk serangan 11 September di AS dan mengatakan tidak terlibat. Rejim tersebut juga mengatakan tidak tahu keberadaan Bin Laden, sebuah klaim untuk menyangkal tuduhan Amerika Serikat.

Tidak ada komentar: