Powered By Blogger

Sabtu, 12 April 2008

Kata-kata Terakhir Thauria Hamur Seorang Martir, atau Seorang Pembunuh

Thauria Hamur, seorang wanita Palestina berumur 26 tahun dan tinggal di daerah Pinggir Barat, direkrut oleh sayap militer Fatah untuk membawa sebuah bom bunuh diri di jantung kota Jerusalem. Tidak lama sebelum misinya dia lakukan di bulan Mei 2002, Hamur ditangkap oleh pihak Otoritas Israel. Siapa saja seseorang memikirkan aksinya mencoba mengerti motivasi Hamur dan yang lainnya seperti hal yang penting untuk menguraikan jaringan kejahatan dari rasa benci. Kebencian dan balas dendam yang terus berlanjut terus terjadi di wilayah Timur Tengah. Koresponden Newsweek Joanna Chen berbicara dengan Hamur di penjara Neve Tirzah di Israel Tengah, dimana dia menjalankan masa tahanan selama sembilan tahun sebagai tahanan penjara. Inilah petikannya :
P: Dapatkah anda menunjukkan waktu yang tepat saat anda memutuskan untuk bergabung sebagai sukarelawan untuk missi ini?
J: Saya dapat memberikan banyak contoh kepada anda mengenai pembunuhan anak-anak Palestina tanpa ada alasan. Keponakan saya dibunuh di kamar keluarga di rumah kami dekat Jenin oleh Pasukan Israel. Tentara Israel menginvasi negara saya dan memutuskan untuk tidak bermurah hati, dan mereka membunuh banyak orang-orang Palestina. Jadi saya memutuskan tidak ada perasaan kasihan atau menjadi bermurah hati kepada orang-orang Israel.


P: Kaum Pria menjanjikan kepada para pengikutnya menjadi martir di surga. Sebagai seorang wanita, apa yang mereka janjikan kepada anda?
J: Menurut kitab suci Al Qur’an, Tuhan menjanjikan seorang martir sebuah ganjaran 70 kalilipat, dan mereka itu yang mati sebagai martir akan dijaga terus dan terus-menerus oleh Tuhan. Para wanita yang telah menjadi martir dijanjikan mereka akan menjadi yang paling suci dan paling suci kondisinya seperti malaikat yang ditempatkan pada tingkat paling tinggi di surga.
P: Apakah menurut anda bahwa dengan suksesnya dalam misi yang anda lakukan anda dapat membawa kehormatan kepada keluarga anda?
J: Ini adalah sesuatu yang akan membawa kehormatan kepada keluarga saya dan kepada setiap orang. Fakta simpelnya banhwa saya sebagai seorang tahanan yang diawasi adalah sesuatu yang sangat berjasa bagi keluarga saya.
P: Pelatihan seperti apa yang anda jalani?
J: Yang paling dasar adalah sebuah ikat pinggang dengan beberapa bom (dipasangi). Saya tidak perlu berlatih banyak. Pelatihan dilakukan disebuah apartemen di Nablus, mereka mengajarkan saya mengikat bom-bom itu disekeliling tubuh saya, tapi karena terlalu besar mereka menaruhnya di tas ransel yang saya akan bawa. Mereka menggunakan sebuah tombol modern yang mereka taruh disebelah kanan paha saya untuk menekannya. Saya melakukan hal ini ketika saya melihat kerumunan masyarakat dalam sebuah keramaian dan saya telah mengaturnya untuk masuk kedalam kerumunan orang banyak. Selanjutnya saya akan menekan tombol dan meledakan diri saya. Itu adalah training yang mudah, hanya memerlukan waktu setengah jam.
P: Jadi seluruh latihan yang anda lakukan berjalan dan meledakkan diri anda memerlukan waktu setengah jam?
J: Pelatihan itu sendiri tidak semuanya dilakukan. Sebagai seorang martir, yang paling anda perlukan kekuatan dari kemauan dan karakter. Momen yang saya buat untuk keputusan itu untuk mengambil ikat pinggang dan mempergunakannya, saya telah siap. Tentunya, saya harus mengetahui dimana targetnya, dan saya memerlukan seseorang untuk mengantarkan saya berada disana karena saya seorang wanita dan tidak dapat pergi sendiri.
P: Kemana anda dikirim ?
J: Sebenarnya saya memilih target, salah satunya di Jerusalem Selatan. Sebuah restoran Pizza, tapi saya tidak ingat nama restoran itu. Saya memutuskan untuk pergi dan meledakan diri saya pada jam-jam malam, ketika masyarakat pulang ke rumah dari tempat kerja dan disana akan ada sebuah kerumunan besar dari penduduk sekitarnya disitulah wilayah targetnya.
P: Khususnya para keluarga dengan anak-anaknya pada waktu itu?
J: Saya tidak menargetkan para wanita dan anak-anak khususnya. Saya tidak bertanggung jawab untuk menargetkan sebuah grup atau setiap orang khususnya. Saya hanya tinggal melaksanakannya. Para Tentara Israel tidak peduli membunuh anak-anak dan kaum wanita.
P: Telah menjadi sebuah perasaan/keinginan yang kuat untuk memakai ikat pinggang disekitar tubuh anda?
J: Tentu saja ini telah menjadi sebuah perasaan yang tidak biasa. Hati saya sangat bergetar untuk mempunyai kesempatan ini. Saya menjadi khwatir untuk momen ini, untuk mendapatkan momen itu, selanjutnya mencapai target saya, untuk mencapai sasaran yang saya miliki. Sebagai seorang wanita Palestina, saya tahu akan merasa puas dan sebagai pelampiasan untuk sesaat dari banyak orang Palestina, masyarakat luas, yang telah menderita. Dan saya tidak takut melakukan hal ini.
P: Apakah anda mengatakan kepada setiap orang apa yang anda lakukan?
J: Tentunya tidak. Saya tidak pernah membuka rahasia penyamaran ini. Ini akan membuka segala rahasia, dan keluaraga saya tidak pernah membiarkan saya untuk keluar dari rumah.
P: Mungkin anda telah berketatapan tidak kembali?
J: Masa depan saya tidak berhenti disini. Saya tidak pernah membangun sebuah masa depan yang tidak pernah saya pikirkan untuk diri saya.
P: Jika anda dapat, maukah anda pergi ke tempat ramai hari ini dan melakukan bom bunuh diri?
J: Cara saya melihat ini orang Yahudi tidak mempunyai rasa bermurah hati dengan bangsa saya, dengan rakyat saya. Mereka membunuh anak-anak muda sebelum menjadi dewasa. Mereka tidak berpikir. Mereka tidak memandang untuk melihat jika orang itu, anak kecil. Saat membawa sebuah senjata. Apa dapat seorang anak dapat membawa kecuali sebuah biskuit? Saya tidak memusuhi anak-anak Israel, tapi saya tahu ada sebuah kemungkinan bahwa anak-anak Israel akan tumbuh dewasa dan datang untuk membunuh anak laki-laki saya atau anak laki-laki tetangga saya. Oleh karena itu, saya pikir mereka akan mati sekarang.

Tidak ada komentar: