Powered By Blogger

Sabtu, 12 April 2008

Skandal Abu Ghraib Yang Anda Tidak Ketahui

Tentara-tentara Amerika sering mempunyai masalah yang rumit dengan nama-nama yang berbau Arab, jadi kepada para penjaga penjara, penjara itu disebut Gus (nama lain dari Abu Ghraib). Kepada dunia luar penjara Abu Gharib, penjara itu menjadi figur gambar, sebuah keliaran, menyiksa tawanan Irak yang sedang merangkak di ujung pengikat tali yang dipegang oleh prajurit yang bernama Lynndie England, juru tulis dari U.S. Army Reserve yang mengambil beberapa foto yang berpose sangat keji dan memalukan yang dibuat dengan nama Abu Ghraib yang mempunyai arti penyiksaan. Sekarang timbul, ada dimensi yang lain mengenai kisah Gus (nama kecil dari penjara Abu Gharib) dan tentunya mengenai kisah seram di penjara Abu Ghraib. Diantaranya jumlah mengenai sebuah perbuatan yang tidak wajar dari praktik kedokteran atau sumpah kedokteran yang utama, yaitu tidak melakukan kejahatan, sistem medis di penjara menjadi sebuah instrumen yang kejam, yang sengaja dibuat dan yang sengaja dilanggar. Seperti yang ditemukan oleh ilmuwan M. Gregg Bloche dan Jonathan Marks, yang memimpin sebuah penyelidikan yang diterbitkan oleh New England Journal Medicine, tidak hanya beberapa dokter militer dipenjara Abu Ghraib yang memberikan beban penyiksaan yang lebih kepada para tahanan. Tetapi juga kelangkaan obat-obatan yang diperlukan medis sangat terasa yang memang sengaja diciptakan kekerasan dalam bentuk yang lain.
Personil kedokteran dan personil-personil yang lain yang bekerja di penjara mengatakan kepada TIME bahwa, dengan baju-baju pengikat yang tidak tersedia, seperti pengikat tali untuk mengikat binatang di Gus, mereka tidak sabar lagi supaya itu semua disediakan untuk digunakan di penjara Abu Ghraib untuk mengontrol tahanan yang tidak mau patuh atau untuk mengganggu mentalnya, kadang-kadang hal itu dilakukan dengan persetujuan dari seorang dokter. Itu seperti sebuah pengekangan yang dibenarkan untuk dipasang disekitar kedua kakinya, lengan atau batang tubuh-malahan untuk mengakhiri hidup seseorang disekitar leher tahanan di pasang tali tampaknya untuk menjadi sebuah kasus untuk memperbolehkan secara medis untuk menyiksanya yang bertujuan untuk menghancurkan mental atau akhlaknya. Tetapi disana juga ada ketidakberesan medis di dalam penjara : seperti praktik amputasi yang dilakukan oleh Non-dokter, pembuluh dada ditujukkan utuk diperlihatkan dari orang-orang yang sudah mati kepada orang-orang yang masih hidup, sebuah perintah medis, yang dilakukan oleh satu perhitungan yang matang untuk menutupi sebuah kasus pembunuhan. Agar didalamnya akan membuat sebuah skandal Abu Ghraib seolah-olah tanpa aksi kekerasan kepada para tahanan yang dilakukan oleh para penjaga penjara.
Dalam banyak kasus, pasukan-pasukan garis depan AS di Iraq telah menerima pelayanan kesehatan dengan kualitas yang bagus, sehingga angka kematian yang rendah dapat ditekan dari setiap konflik militer dalam sejarahnya. Tapi kepedulian di penjara Abu Ghraib telah menyebabkan seringnya hal yang lain berakhir dari tingkat kepedulian terhadap perlakuan yang baik, setidaknya hingga saat ini. Meskipun penjara pada saat ini dihuni sekitar 7000 tawanan, tidak ada seorang dokter dari militer Amerika ditugaskan pada tahun 2003. Para staff militer Amerika mengatakan beberapa dokter orang Irak terlihat tidak mencukupi tapi tidak menyebabkan masalah yang fatal. Dalam sebuah pernyataan yang diperoleh American Civil Liberty Union, seorang petugas medis militer yang ditempatkan di Abu Ghraib mengatakan dari pemeriksaan 800 sampai 900 tahanan setiap hari seperti mereka akui. Jika seseorang atau petugas bekerja 12 jam sehari, itu memberikan kurang dari 1 menit untuk memeriksa semuanya. Ken Davis, seorang petugas militer yang ditugaskan akhir tahun 2003 mengatakan kepada TIME bahwa pertama kali dia mengantarkan seorang tahanan yang kakinya patah karena kecelakaan sehari sebelumnya dan masih belum mendapatkan perawatan. Dia dalam keadaan kesakitan yang luar biasa, David mengatakan. Tidak ada seorang dokter dan sama sekali tidak ada yang kami dapat kerjakan.
Kekurangan staff medis dan tidak adanya persediaan obat di Abu Ghraib dirasakan sangat pilu setelah penjara oleh para pemberontak diserang. Seorang dokter yang bertugas di penjara ini mengatakan sebuah serangan bulan April tahun lalu ketika sebuah mortar menembus sebuah pintu luar menyebabkan terkurungnya para tahanan, membunuh setidaknya 16 orang seketika dan melukai lebih dari 60 orang. Mantan petugas penjara menggambarkan bagaimana serangan-serangan itu membuat situasi kacau, dengan kepanikan para tahanan yang mencari perlindungan dari kekacauan saat ini, tidak tersedianya pertugas medis, ketika seseorang meninggal, kami hanya mengambil mayat mereka dan memasukannya ke ruangan tawanan lainnya yang masih hidup, komentar U.S. National Guard Captain Kelly Parrson, seorang asisten psikologi di Abu Ghraib mulai bertugas akhir 2003 dan awal 2004 yang telah mengalami tiga kali serangan mortar yang hampir merenggut nyawanya. Disana tidak ada pilihan yang lain karena kami tidak mempunyai pilihan yang cukup.
Parrson menyebutkan sebuah kekurangan dari tidak tersedianya pipa yang dipakai untuk dimasukkan kedalam lubang tubuh (misalnya: jalan air kencing dari kandung kencing), alat bantu untuk pernafasan dan pasokan alat-alat untuk pembelahan tulang, termasuk dari GIPS untuk patah tulang yang disebabkan oleh peluru atau benda tajam yang berasal dari ledakan-ledakan dengan daya tingkat tinggi. Barang-barang yang telah dipakai harus digunakan kembali dengan tingkat standar kebersihan yang tidak layak atau lebih baik tidak dilakukan, komentar Parrson. Glucose Strips, yang telah digunakan untuk mengetahui kadar darah manis, pasokannya terhenti, ini diprioritaskan untuk digunakan untuk penderita diabetes tetapi penggunaannya dipakai tidak sesuai dosis yang tepat. Pada saat yang sama, penjelasan Parrson, dokter ahli penyakit dalam dan dia sendiri beserta para staff yang bukan dokter melakukan amputasi dan prosedur-prosedur pembedahan yang biasa dilakukan oleh para ahli bedah. “Saya melakukan operasi pergelangan kaki dan lengan, dia menambahkan.” Disana tidak ada dokter yang layak, dan jika ada orang yang meninggal atau diamputasi, anda harus melakukannya.
Dengan memperhitungkan seorang petugas yang sering mengunjungi Abu Ghraib dan petugas itu adalah seorang psikolog, setidaknya 5 % dari para tahanan bisa dikurangi penderitaannya secara psikologis. Namun, Dr. David Auch, komandan dari Reserve Company yang mendukung operasi medis di penjara tahun 2003, untuk periode-periode jangka panjang disana tidak ada seorang pun yang mengurusi masalah-masalah psikologis diantara para tahanan, tidak ada dokter yang cukup berkompeten untuk menulis resep obat antipsychotic dan obat-obat lainnya yang dapat menenagkan para tahanan yang mentalnya sakit dan mungkin mengurangi jumlah para penjaga yang melakukan/menggunakan penyiksaan fisik. Sering walaupun hanya psikiatris atau psikolog yang ditugaskan sebagai bagian tim-tim yang di sebut Behavioral-science Consulting, atau Biscuits, dimana salah satu tugasnya mengawasi proses interograsi-interograsi dan kebiasaan, metode-metode di desain untuk membuat para penjaga lebih efektif dalam bekerja. Specialis-specialis itu tidak difungsikan sebagai para psikolog, penjelasan dari seorang Staff Angkatan Bersenjata AS.
Diantara hal yang paling mengganggu para tahanan di penjara Abu ghraib adalah seorang laki-laki yang mungkin mentalnya terganggu (gila), menurut seorang staff medis-dia orang yang mempunyai kebiasaan menutupi tubuhnya dalam Fecal Matter dan mencoba berkali-kali melakukan tindakan yang mengganggu, misalnya, dengan memukul-mukul kepalanya kearah tembok. Hal yang penting, menurut pendapat Auch, para staff medis meminta nasehatnya mengenai bagaimana mengendalikan tahanan itu, hasil laporan tersebut petugas medis telah memakaikan sebuah topi baja untuk melindungi kepalanya dan melapisinya dengan bantalan empuk dan borgol plastik untuk melindungi lengannya. Pertugas medis ingin mengetahui apakah menggunakan sebuah tali (untuk mengikatnya) akan menjadi sebuah keputusan yang tepat, dan Auch mengingatkan bahwa dia memberikan persetujuannya, dengan pernyataan ‘prioritas adalah untuk melindungi tahanan itu’. Seorang juru bicara militer mengatakan kepada TIME bahwa personal militer Amerika di Irak melakukan kegiatan itu dengan menggunakan tali-kadang-kadang dilonggarkan tali yang melilit disekitar kakinya atau lengannya-untuk mengendalikan beberapa orang tahanan, petugas medis harus melakukan hal itu.
Auch mengatakan baik dia maupun anggota-anggota staff medisnya tidak melakukan pemeriksaan kepada seorang tahanan Irak, yang kemudian dijuluki sebagai Ice Man, ketika pertama kali dia dibawa ke penjara untuk di interograsi oleh intelejen militer. Mereka tidak melakukan pemeriksaan medis di penjara ketika dia datang, komentar Auch. Itu mungkin telah menjadi sebuah kesalahan. Laki-laki itu ditanya mengenai perbuatannya di masa lampau interograsi dilakukan di waktu tengah malam dalam sebuah peristiwa yang secara nyata diarahkan kepada sebuah kasus pembunuhan. Menurut pernyataan-pernyataan yang dibuat selama sebuah penyelidikan oleh pihak militer Amerika, personel militer diperintahkan untuk memakai mayat yang sudah beku dan selanjutnya menghangatkannya setelah para staff medis melampirkan sebuah dokumen palsu di lengan mayat laki-laki tersebut dalam sebuah percobaan yang jelas untuk menciptakan kesan bahwa orang itu masih hidup. Auch, mengatakan bahwa dia belum dimintai keterangan dalam penyelidikan militer, mengatakan kepada TIME, seorang staff medis menceritakan rahasia kepadanya bahwa dia diperintahkan oleh seorang petugas intel militer AS untuk berpartisipasi dalam membuat tipu muslihat dan harus menutupinya. Pentagon menolak berkomentar saat hal tersebut diteruskan penyelidikannya untuk menyelidiki ketidak beresan-ketidak beresan.
Saat terjadi kekurangan-kekurangan suplai obat-obatan yang diperlukan di penjara Abu Ghraib hal itu sama sekali tidak dilaporkan, sorotan terhadap skandal petugas bandara telah memaksa pihak militer AS mengumumkan reformasi-reformasi peraturan yang diperlukan. Tahun lalu, pihak militer mengatakan telah menyediakan sebanyak 52 tempat tidur rumah sakit di penjara, menyediakan staff sebanyak 200 dengan kualifikasi tenaga medis yang berkualitas. Jumlah para tawanan yang di tawan pihak Amerika sebanyak 3,000 (pemerintahan sementara Irak juga memenjarakan para tahanan di sana). Tidak ada perjanjian yang di buat sebelumnya. Tapi pihak militer AS ingin menggunakan fasilitas tersebut bersama-sama, maksudnya untuk mengantisipasi serangan-serangan pemberontak yang tidak kenal lelah tapi, apa yang bisa diperbuat, untuk membersihkan skandal yang keji yang terjadi di Abu Ghraib.

Tidak ada komentar: